Sejarah Lahirnya Balai Tahfizh Al-Quran (BTQ) Indonesia

Balai Tahfizh Al-Qur’an (BTQ) Indonesia adalah unit pendidikan Al-Qur’an yang berada di bawah naungan Amal Pendidikan Pondok Masjid Munzalan Ashabul Yamin (PMMAY). Berdirinya unit ini atas kebutuhan yang mendesak pondok dalam berkontribusi terhadap dunia dakwah yang fokus di bidang Al-Qur’an dan turunannya di wilayah Kalimantan Barat pada khususnya dan Indonesia pada umumnya.

Cikal bakal berdirinya lembaga ini dimulai ketika ada seorang Muhsinin yaitu ahli waris dari Allahu yarham Bapak Drs. Hadari bin H. Majri mewakafkan (wakaf pakai) rumah beliau kepada PMMAY selaku nadzir yang diwakili oleh Bapak H. Muhammad Nur Hasan.

Pihak wakif mengharapkan agar rumah ini dikelola dan dimanfaatkan untuk kegiatan belajar dan mengajar Al-Qur’an yang mana pahalanya terkhususkan untuk Allahu yarham bapak Drs. Hadari bin H. Majri. Oleh karena itu, Bapak H. Muhammad Nur Hasan menamai rumah ini sebagai Balai Tahfizh Al-Qur’an Anjang Hadari.

Sebutan Anjang Hadari dipakai sebagai kenangan untuk Allahu yarham Drs. Hadari bin H. Majri karena semasa hidupnya sering dipanggil dengan sebutan Anjang Hadari.

Penanda awal berdirinya unit pendidikan ini secara seremonial diawali dengan diadakannya kumpul dan doa bersama antara pihak dari PMMAY yaitu Bapak H. Muhammad Nur Hasan, Ustadz Luqmanulhakim, para guru dan santri serta keluarga besar Anjang Hadari pada hari Jum’at, 9 Jumadil Awwal 1439 H/26 Januari 2018.

Sejak saat itu, BTQ Anjang Hadari dipegang dan diurus oleh Al Ustadz Sudar Azzain, MIRKH.

Lokasi BTQ Anjang Hadari terletak di Komplek Perumahan Fajar Permai No. A14 RT 004/RW 003 Kelurahan Bansir Darat, Kecamatan Pontianak Tenggara, Kota Pontianak, Kalimantan Barat.

Program pembelajaran pertama kali yang dijalankan adalah program Tahsin (belajar membaca Al-Qur’an) yang dimulai pada hari Senin, 5 Maret 2018.

Nama BTQ Anjang Hadari kemudian berubah menjadi Balai Tahfizh Al-Qur’an (BTQ) Indonesia secara resmi pada Kamis, 28 Jumadil Awwal 1441 H/23 Januari 2020 dan kepengurusan berpindah kepemimpinannya dari Al Ustadz Suddar Azzain kepada Al Ustadzah Yulianti, S.Sos hingga sekarang (2021).

BTQ INDONESIA

Saat ini BTQ Indonesia telah memiliki tiga cabang di Pontianak, yaitu: BTQ Indonesia Cabang Anjang Hadari yang terletak di Jl. Paris 2 Kompleks Fajar Permai No.A14, BTQ Indonesia Cabang Nur Rusman Ali yang terletak di Jl. Sungai Raya Dalam 2 Kompleks Villa Gading Mansion II No. A7, BTQ Indonesia Cabang Sultan Muhammad Al-Fatih yang terletak di Jl. Tabrani Ahmad Gg. Alam Sari No. 5 dan 6 serta satu cabang yang akan buka di Singkawang, yaitu BTQ Indonesia Cabang S3 (Syafiq, Syauqi, Shafiyyah) yang terletak di Jl. Gayung Bersambut, Perumahan Puri Kencana No.31B. Program-programnya meliputi Program Tahsin dan Bedah Tajwid Al-Qur’an (TahtaQu), Program Tahfizh Al-Qur’an Balita dan Anak, Program Fashahatul Lisan (PFL) dan Program Karantina Tahfizh Al-Qur’an (PKTQ).

LATAR BELAKANG (STRONG WHY BERDIRINYA BTQ INDONESIA)

  • Al-Qur’an Surah Al-Baqarah ayat 121.

ٱلَّذِينَ ءَاتَيْنَٰهُمُ ٱلْكِتَٰبَ يَتْلُونَهُۥ حَقَّ تِلَاوَتِهِۦٓ أُو۟لَٰٓئِكَ يُؤْمِنُونَ بِهِۦ ۗ وَمَن يَكْفُرْ بِهِۦ فَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْخَٰسِرُونَ

“Orang-orang yang telah Kami berikan Al Kitab kepadanya, mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya, mereka itu beriman kepadanya. Dan barangsiapa yang ingkar kepadanya, maka mereka itulah orang-orang yang rugi”.

  • “Dari Anas radhiyaallahu ‘anhu ia berkata; bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya Allah memiliki banyak keluarga dari kalangan manusia,” para sahabat bertanya, ‘Wahai Rasulullah, siapakah keluarga Allah dari kalangan mereka?’ Beliau bersabda, “Ahli Qur’an adalah keluarga Allah dan orang-orang khusus-Nya.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah).
  • “Dari Utsman radhiyaallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda: “Orang yang paling baik di antara kalian adalah seorang yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Imam Bukhari).

Ayat Al-Qur’an dan hadist di atas adalah landasan yang menguatkan agar BTQ Indonesia tidak hanya sekedar berdiri, namun juga bisa menjadi sebuah lembaga keilmuan yang konsisten dalam memberantas buta huruf baca Al-Qur’an.

Loading